11 Juni 2009

Arang kayu

Tahun ini fakultas kehutanan unlam dapat dana Kuliah Kewirausahaan (KWU) yang disponsori oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat Dirjen Dikti. Sebetulnya sih saya ngga masuk dalam tim, cuma dimintai tolong aja membantu mensukseskan kegiatan ini. Walau demikian saya sangat berterima kasih sekali kepada Bpk Prof.Dr.Ir.H. M. Arief Soendjoto, M.Sc dan Bpk. Ir. Budi Sutiya, MP sebagai tim pengusul yang telah ngajak saya. Kegiatannya sudah diadakan tanggal 5 sampai dengan 9 Juni 2009 yang lalu, makanya beberapa hari ini saya libur blogging, jadwalnya padat! Tapi ngga apa-apa, lewat kegiatan ini saya jadi tambah ilmu dan wawasan serta tentunya kegiatan ini bisa saya jadikan tambahan bahan untuk posting di bog, betul kan?.
Pas kegiatan kemarin, ada satu kunjungan yang menarik bagi saya, yaitu kunjungan ke industri arang kayu. Tapi sayang, di lokasi yang dikunjungi cuma ada proses sortasi aja, ngga ada proses pengolahnnya. Kata yang empunya, yaitu Bapak Ir. H. M. Helmi (kebetulan dosen Fahutan Unlam juga), lokasi pengolahan arang ada di kabupaten lain, yaitu tanah bumbu. Dalam proses pengolahan tersebut dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Bahan bakunya diambil dari dahan dan ranting atau limbah kayu, yang kemudian di bakar hingga menjadi arang menggunakan tungku. Jenis bahan bakunya dibedakan 2 (dua) macam, yaitu campuran dan Alaban.
Sekali lagi sayang ya, ngga bisa melihat langsung proses pembuatannya. Secara teori nih, arang kayu adalah suatu bahan padat yang berpori-pori dan merupakan hasi pembakaran dari bahan yang mengandung unsur Karbon. Bagaimana proses lengkapnya memang tidak bisa saya lihat langsung tetapi setidaknya saya bisa belajar dari tulisan-tulisan yang ada, salah satunya tulisan karangan Haris Iskandar dan Kresno Dwi Santosa.
Hasil pengarangan tersebut dibuat dalam karung dan selanjutnya di kirim ke banjarbaru untuk di sortasi berdasarkan ukuran, sedangkan sortasi berdasarkan jenis dilakukan pada saat pengumpulan bahan baku. Masing-masing jenis ditempatkan pada blok yang berbeda. Masing-masing jenis ini kemudian disortasi berdasarkan ukuran sesuai permintaan pasar. Sortasi dilakukan dengan cara mengayak / menyaring arang-arang tersebut, dengan ukuran saringan tertentu, nah yang lolos saringan berarti tidak termasuk dalam kualifikasi, tapi tidak dibuang lho. Arang yang lolos saringan tersebut ukurannya kecil atau bahkan seperti debu, dan biasanya dibawa lagi ke lokasi lain untuk dijadikan produk lain seperti briket.
Sungguh mengesankan, dari usaha arang saja dapat membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang, kurang lebih 500 orang. Selain itu, skalanya juga sudah ekspor ke beberapa belahan dunia. Alur prosesnya juga cepat, barang tidak sampai tertimbun lama, sudah ada truk / kontainer yang mengantar atau menjemput dari lokasi produksi dan pelabuhan.
Di saat sekarang ini, saat BBM mulai langka, bahkan di beberapa daerah minyak tanah sudah “dihilangkan” dari peredaran dan diganti dengan gas, arang tentu menjadi alternatif kaum ibu untuk keperluan memasak. “Ayo mari, manfaatkan berbagai hasil hutan bukan kayu (seperti arangdan lain-lain) dan jangan takut selama usaha kita memenuhi segala perasyaratan dan prosedur yang diberlakukan, kita pasti bisa. Apalagi sekarang kita sudah didukung sepenuhnya oleh pemerintah melalui PERATURAN Menteri Kehutanan Indonesia Nomor: P.19/Menhut-II/2009”kata Pak Helmi.
Suatu kunjungan yang singkat memang, tapi sangat inspiratif!

Read more...

04 Juni 2009

kayu reaksi (reaction wood)

Kayu reaksi merupakan kayu yang terbentuk akibat tekanan atau stress seperti adanya tiupan angina yang kencang, salju, pergeseran tanah dan lain-lain. Secara kasat mata tidak nampak, namun sebagai indikatornya adalah pertumbuhan pohon yang tidak simetris atau condong ke salah satu sisi. Kayu reaksi dibagi dua berdasarkan jenis tumbuhannya, yaitu kayu tarik (tension wood) pada kayu daun lebar dan kayu tekan (compression wood) pada kayu daun jarum.
Kayu tarik adalah kayu reaksi pada kayu daun lebar yang dapat terjadi karena reaksi pohon terhadap rangsangan dari luar, sebab yang lazim dari pembentukan kayu tarik adalah karena kemiringan pohon. Kayu tarik terjadi pada sisi atas dari batang yang miring dan dianggap sebagai tanggapan fisiologis terhadap gaya-gaya gravitasi. Kayu tarik sebenarnya berada dalam posisi regangan (tarikan) yang berusaha untuk menegakkan kembali pohon yang miring/condong. Kayu tarik dapat terbentuk setiap saat selama pertumbuhan pohon terutama pada pohon-pohon yang masih muda karena batangnya masih kecil dan lentur serta mudah dibengkokkan/dilengkungkan misalnya oleh angin, salju, es, perubahan-perubahan cahaya dan lain-lain.
Selama tahun-tahun pertumbuhan pohon, kayu tarik dapat terbentuk dalam kayu juvenil dan dapat tersebar diseluruh batang dan tidak hanya pada satu sisi. Karena letaknya tersebar maka sangat sulit untuk memisahkan kayu tarik yang masih muda agar dapat dilakukan perbaikkan dalam pengolahan. Jika digergaji pada waktu basah, serat-seratnya seperti wool. Kadar selulose lebih tinggi, kadar lignin lebih rendah. Kekuatan dan kekakuan lebih rendah
Kayu tekan ialah kayu reaksi pada kayu daun jarum. Berat jenis kayu tekanlebih besar daripada berat jenis kayu normal yaitu sampai 40% lebih besar. Kerapatan yang lebih tinggi ini dapat diamati secara visual dari proporsi kayu yang terbentuk pada musim panas. Tetapi dalam beberapa hal, kerapatan kayu tekan dan kayu normal mungkin tidak berbeda secara nyata, meskipun kerapatannya biasanya lebih tinggi. Kayu tekan biasanya dihindari dalam produk kayu gergajian karena penyusutan longitudinalnya yang tinggi dan sifat‑sifat kekuatannya yang tidak teratur dan kecenderungan memperlihatkan bentuk patah yang tidak teratur karena mudah terjadi puntiran atau pecah-pecah. Kadar lignin tinggi, kadar selulosa rendah.
Sumber :
1. Haygreen dan Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar (terjemahan Soetjipto A. Hadikusumo). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
2. www.treedictionary.com

Read more...

02 Juni 2009

Sifat Mekanika Kayu

Sifat mekanika biasanya merupakan syarat-syarat terpenting bagi pemilihan kayu sebagai bahan struktural misalnya untuk konstruksi bangunan, palang-palang lantai, tiang listrik, kerangka perabot rumah tangga, alat-alat olah raga, alat kedok-teran dan lain-lain. Panshin dan de Zeeuw (1980) mendefinisikan sifat mekanika kayu sebagai kekuatan atau kemampuan kayu untuk menahan gaya gaya atau beban dari luar yang mengenainya. Gaya adalah setiap usaha yang cenderung untuk menggerakkan benda yang diam, atau mengubah bentuk dan ukurannya, atau mengubah arah dan kecepatan benda yang bergerak. Ada beberapa macam gaya yang dapat bekerja pada benda yang disebut gaya primer yaitu :
1. Gaya yang mengakibatkan pemendekan ukuran atau memperkecil volume benda disebut gaya tekan (compressive stress)
2. Gaya yang cenderung untuk menambah dimensi atau volume benda disebut gaya tarik (tensile stress)
3. Gaya yang mengakibatkan satu bagian benda bergeser terhadap bagian benda yang lain disebut gaya geser (shearing stress)
4. Gaya lengkung (bending stress) adalah hasil kombinasi semua gaya primer yang menyebabkan terjadinya pelengkungan
Berikut sifat-sifat mekanika kayu:
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
a.Keteguhan geser sejajar arah serat
b.Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c.Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP