Stabilisasi dimensi kayu
Pada posting beberapa waktu yang lalu, kita sudah tahu tentang kadar air kayu dan pengaruhnya terhadap kualitas kayu sehingga berdampak pada tujuan penggunaannya. Dengan mengatur proses pengeringan, nilai penyusutan kayu juga dapat diatur sehingga resiko terjadinya cacat seperti retak, terpuntir, dan melengkung juga dapat dihindari. Selain mengatur proses pengeringan, kita bisa juga memberikan perlakuan-perlakuan pada kayu / produk. Apa aja dan Gimana sih caranya? inilah dia:
- Menghalangi penyerapan uap air dengan pelapisan produk. Ini adalah umum tetapi bukan cara yang efektif. Pelapisan meliputi pengecatan /pelapisan dengan resin sintetis dan tipe‑tipe lain serta cat‑cat yang bersifat logam. Tak satupun dari semua ini mampu menghalangi secara sempurna gerakan uap air tetapi akan memperlambat laju difusi. Namun sebagian efektif dalam menghalangi peresapan cairan air. Pelapisan yang tepat mungkin cukup efektif untuk menghalangi masalah‑masalah dimensi pada dinding sisi terluar dari bahan‑bahan panel.
- Menghalangi perubahan dimensi dengan penahanan yaitu membuat gerakan menjadi sukar atau tidak mungkin. Masalah pada pendekatan ini adalah terjadinya tekanan‑tekanan internal apabila kayu berusaha untuk mengembang akan tetapi dihalangi. Tekanan‑tekanan ini dapat mengakibatkan gangguan bentuk misanya melengkungnya kayu‑lapis pada atap atau dinding yang terjadi apabila kayu‑lapis tidak diberi antara yang cukup. Tetapi metode penahanan tersebut dapat digunakan dengan berhasil dalam sejumlah situasi. Misalnya pelapisan bawah papan partikel akan menunjukkan perubahan dimensi secara linier yang kecil apabila direkatkan pada kayu lapis. Dalam hal ini, gaya‑gaya pengembangan di dalam papan partikel jauh lebih kecil daripada kekuatan kayu lapis.
- Memperlakukan kayu dengan bahan yang menggantikan semua atau sebagian air terikat di dalam dinding sel adalah suatu cara stabilisasi yang komersial. Perlakuan seperti itu dilakukan pada kayu ketika kayu masih segar. Bahan perlakuan tetap tinggal di dalam dinding sel ketika kayu tersebut dikeringkan. Pengurangan penyusutan dengan perlakuan semacam itu bervariasi dari kira‑kira 30 sampal 90%. Perlakuan‑perlakuan ini yang menambah berat produk sampai 35%, umumnya mahal dan dapat berpengaruh buruk pada perlakuan produk akhir. Karenanya perlakuan‑perlakuan tersebut hanya digunakan untuk produk‑produk khusus. Beberapa metode perlakuan yang efektif berdasar atas prinsip penyumbatan ini telah dikembangkan, yaitu penggantian molekul‑molekul air dalam dinding sel dengan bahan‑bahan lain. Salah satu dari penggunaan‑penggunaan pertama yang berhasil dari pendekatan ini adalah dengan menggunakan resin fenol formaidehid yang diisi ke dalam dinding sel. Produk yang dihasilkan disebut Impreg, sedangkan cara lain untuk stabilisasi dimensi bermacam-macam produk kayu dari ukiran dan popor senapan dapat digunakan polyetilen glikol (PEG). PEG adalah bahan seperti lilin, apabila dilarutkan di dalam air dapat mengisi rongga-rongga di dalam kayu, dengan menggunakan cara yang umum yaitu dengan metode rendaman.
- Memperlakukan kayu untuk menghasilkan saling hubungan silang antara kelompok hidroksil dalam dinding sel telah digunakan dengan berbagai percobaan dan berhasil. Ikatan silang mengurangi higroskopisitas kayu dengan mengurangi tempat ikatan air di dalam dinding sel. Metode ini memiliki harapan untuk masa depan. Meskipun tidak digunakan secara komersial pada saat sekarang, namun cara‑cara untuk menyempurnakan ikatan silang sekarang sudah banyak diteliti.
- Pengisian dengan monomer‑monomer plastik seperti metil metakrilat dan stiren akrilonitril dapat meningkatkan kestabilan dimensi kayu dan menambah kekerasan serta ketahanan terhadap keausan. Monomer‑monomer ini dapat di polimerisasi-kan di dalam kayu dengan radiasi atau dengan pemanasan menggunakan katalisator-katalisator yang sesuai. Cara‑cara ini telah digunakan untuk memproduksi produk‑produk seperti lantai hias, barang‑barang baru dan pegangan pisau. Monomer‑monomer tersebut biasanya tidak seefisien PEG dalam meniadakan perubahan dimensi, karena monomer‑monomer itu hanya memiliki jalan masuk yang terbatas ke dalam dinding sel. Kenampakan kayu tidak berubah secara nyata
0 komentar:
Posting Komentar